Selamat datang... Selamat menikmati sajian blog ini
Senin, 14 November 2011
Hormon-hormon yang mempengaruhi Orgasme saat anda mengislik
Saat mencapai orgasme biasanya seseorang merasakan kepuasan tersendiri. Ternyata untuk mencapai hal tersebut melibatkan beberapa hormon di dalam tubuh. Apa saja hormon yang terlibat?
Orgasme melibatkan interaksi yang kompleks antara 3 sistem tubuh yaitu sistem vaskular (pembuluh darah), sistem saraf dan sistem endokrin (yang berhubungan dengan berbagai hormon dalam tubuh).
Para ahli mengungkapkan ada sejumlah bahan kimia seksual yang bisa mempengaruhi pikiran dan tubuh selama dan setelah berhubungan seks, berikut ini beberapa hormon yang terlibat seperti dikutip dari Askmen, Senin (14/11/2011) yaitu:
1. Adrenalin
Adrenalin mengaktifkan sistem saraf simpatik yang meningkatkan denyut jantung dan melebarkan arteri untuk meningkatkan aliran darah ke otot selama seks. Selama hubungan seksual, peningkatan jumlah adrenalin dilepaskan dari kelenjar adrenal yang memicu rasa gembira.
2. Testosteron
Testosteron adalah bahan bakar untuk dorongan seksual dan agresi yang merupakan hal penting untuk libido dan gairah seksual. Untuk itu baik laki-laki maupun perempuan yang kekurangan testosteron seringkali mengalami kesulitan mendapatkan rangsangan dan gairah seks yang lebih rendah.
3. Serotonin
Serotonin berfungsi mengatur suasana hati. Setelah orgasme tubuh akan melepaskan serotonin ke otak yang bertindak sebagai anti depresan, yang lalu membuat orang lebih ceria dan emosional yang seimbang.
4. Endorfin
Endorfin dilepaskan oleh otak saat berhubungan seks yang mengikat situs reseptor opiat di otak untuk menghilangkan rasa sakit secara alami. Hormon ini menghasilkan perasaan euforia, kesenangan dan efek menenangkan sehingga bisa membuat orang tertidur. Ada yang berpendapat semakin cepat tidur maka semakin baik hubungan seks yang dilakukan.
5. Prolaktin
Prolaktin meningkat tajam segera setelah orgasme dan menurunkan gairah seksual setelahnya. Kondisi ini yang memungkinkan seseorang untuk memikirkan hal-hal lain selain perempuan telanjang yang ada di depannya. Jika seseorang kembali memikirkan tugas-tugas atau kegiatan lain setelah seks maka hal ini kerja dari prolaktin.
6. Oksitosin
Hormon ini dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis yang merangsang prostat dan menyebabkan kontraksi otot serta sensitivitas saraf. Oksitosin yang meningkat akan menghasilkan orgasme yang lebih intens.
7. Phenylethylamine
Phenylethylamine memicu pelepasan dopamin di pusat kesenangan otak. Bahan kimia ini dilepaskan selama seks dan pucak orgasme sehingga bisa membuat seseorang diliputi perasaan bahagia, daya tarik dan gairah.
By Vera Farah Bararah - detikHealth
Sabtu, 05 November 2011
Tanda-Tanda Pacar Tidak Serius Pacaran
Pacaran memang menyenangkan, tatapi ketika hati kita telah mengatakan bahwa pacar kita adalah cinta sejati kita dan layak untuk dijadikan pendamping hidup, pasangan kita belum tentu sama halnya dengan kita. Bisa jadi cewek atau cowok yang menjadi pacar ktia selama ini tidak mau memiliki hubungan jangka panjang dengan kita karena pacaran hanya untuk main-main (just for fun). Bagaimana cara melihat keseriusan pacar kekasih pujaan hati kita? Mari kita lihat tanda-tandanya berikut ini:
1. Tidak Benyak Menanggapi atau Tidak Suka Membahas Mengenai Menikah, Anak, Rumah, Dll
Pacaran dengan pacar cewe / cowo yang belum serius dengan kita biasanya doi malas untuk membicarakan masalah hidup berumah tangga dengan kita. Biasanya dia akan mengalihkan pembicaraan atau tidak semangat membicarakannya. Itu karena dia masih berharap ada lawan jenis lain yang lebih baik untuk dijadikan calon pengantin bagi dirinya.
2. Berusaha Mencari Pacar Lagi atau Teman Tapi Mesra / TTM lagi
Karena belum yakin dengan kita sebagai pasangan hidup (isteri/suami) maka dia akan berupaya untuk mencari lawan jenis lagi yang jauh lebih baik dari kita. Kita hanya dijadikan cadangan saja jika dia tidak bisa menemukan wanita / pria yang tepat bagi dirinya. Jadi kita hanya bisa menanti dia tidak laku saja jika kita mau menikah dengan dirinya.
3. Tidak Melibatkan Kita Dalam Kehidupan Pribadi
Kalau tidak serius dia tidak akan mengenalkan kita dengan keluarga, tetangga dekat, saudara, dan lain sebagainya karena takut dicap sebagai playboy dan takut keluarga bingung kalau dia gonta-ganti pacar yang sering dibawa ke rumahnya. Jadi kecil kemugkinan kita diajak ke rumah keluarganya untuk berkenalan dengan orang tua, saudara kandung, dan lain-lain.
4. Senang Di Awal Saja, Kini Berubah Jadi Tidak Menyenangkan
Awal-awal mungkin dia terlihat serius, baik, menyenangkan, lucu, simpatik, rapi, sangat mencintai kita apa adanya, dan lain-lain demi mendapatkan cinta kita dan jadian menjadi pacar kita. Tapi lama kelamaan doi bisa berubah menjadi cuek dengan kita, sulit melakukan kontak komunikasi, suka menghilang jika dicari, jarang ngapel, menyebalkan, banyak gosip pacaran lagi, suka marah, dan lain sebagainya.
5. Dari Awal Tidak Serius
Mungkin dia pernah atau sering mengatakan bahwa hubungan perpacaran dengan kita hanya sebatas pacaran saja dan hubungan jangka panjang belum diputuskan. Jadi hubungan tersebut hanya hubungan biasa tanpa komitment apa pun. Dia mau mengalir saja tanpa ada ikatan ia harus menikahi kita.
6. Dia Suka Berbohong Alias Pembohong
Hati-hati dan waspada penuh terhadap pacar yang suka bohong karena mungkin dia bohong kalau dia tidak punya pacar tapi mungkin sebenarnya dia sudah punya pacar yang belum dia seriusi atau bahkan dia sudah punya anak dan istri yang dia khianati begitu saja. Dia mungkin banyak bercerita tentang mantan, masalah keluarga, dan sebagainya sehingga kita harus waspada dengan tidak mudah percaya dan larut dari ceritanya. Kalau sudah sering berbohong besar kemungkinan dia akan terus berbohong sampai akhir hidupnya. Jadi lupakan saja pacar cewek atau cowok seperti itu, cari lagi yang jauh lebih baik.
7. Menerima Cinta Kita Karena Terpaksa
Sebaiknya kita tidak memaksa orang lain untuk menjadi pacar kita karena hubungan seperti itu tidaklah sehat dan akan penuh hambatan dan rintangan yang sebagian besar harus kita selesaikan sendiri karena dia malas melakukannya. Orang yang terpaksa karena memang kita paksa, karena sudah lama jomblo, merasa rendah diri, baru sekali ditembak cinta, dan lain-lain biasanya mau-mau saja pacaran dengan kita. Tetapi hubungan jangka panjang mungkin tidak akan lancar dan dapat putus sewaktu-waktu.
8. Cinta Monyet
Kalau kita sendiri dan pacar kita masih sama-sama kecil belum cukup umur, sudah jelas kemungkinan besar dia akan menginggalkan kita atau kita yang meninggalkan dia karena cinta monyet biasanya tidak akan bertahan lama. Sebaiknya kita tidak terjerumus dalam cinta monyet karena bisa jadi hubungan itu hanya sebentar dan penuh liku-liku yang akan mengganggu konsentrasi sekolah atau kuliah kita.
9. Hanya Mengharapkan Hubungan Fisik Alias Seks
Sebelum menikah hubungan fisik antara laki-laki dan perempuan jelas dilarang agama karena dapat berkembang menjadi zinah yang penuh dengan dosa. Orang yang sudah kena kontaminasi hobi seks pranikah biasanya adalah tipe pengkhianat yang gemar melakukannya dengan lawan jenis yang bukan pasangan resmi. Bisa jadi setelah berhubungan dan puas dia akan hilang meninggalkan kita. Jadi pacar yang baik adalah pacar yang hanya menuntut cinta dan kesetiaan saja, bukan menuntut yang aneh-aneh dan penuh resiko tinggi. walaupun bercinta itu mengasyikkan,.. tp jangan sampai anda terlena,.. khususnya bagi cewek-cewek,.. kalian harus lebih bisa menjaga diri dan kesucian kalian,.. karena itu adalah harta yang paling berharga bagi kalian,.. karena sedikit saja kesalahan akan membawa dampak yang besar dimasa depan...
----
Jika pacar kita tidak ada tanda-tanda untuk mau meneruskan ke jenjang hubungan yang lebih tinggi alias menikah, maka sedari sekarang cari pengganti yang lain yang lebih punya masa depan sebagai pendamping hidup kita daripada menghabiskan waktu dengan orang yang tidak jelas. Telat mengambil keputusan bisa berakibat kita kehilangan jodoh karena kita merasa masih cinta dengan pacar kita yang tidak jelas itu. jadi, jangan terlalu mengharapkan sesuatu yang tidak jelas... masih banyak kok didunia ini yang lebih baik... mungkin hanya masalah waktu saja sampai kita dipertemukan dengan orang yang tepat,.. penting tetap semangat, optimis dan selalu berpikir positif serta selalu menggunakan pikiran dingin dalam menghadapi masalah... jangan sampai terbawa emosi..
sekian postingan dariku,.. semoga bermanfaat,......
1. Tidak Benyak Menanggapi atau Tidak Suka Membahas Mengenai Menikah, Anak, Rumah, Dll
Pacaran dengan pacar cewe / cowo yang belum serius dengan kita biasanya doi malas untuk membicarakan masalah hidup berumah tangga dengan kita. Biasanya dia akan mengalihkan pembicaraan atau tidak semangat membicarakannya. Itu karena dia masih berharap ada lawan jenis lain yang lebih baik untuk dijadikan calon pengantin bagi dirinya.
2. Berusaha Mencari Pacar Lagi atau Teman Tapi Mesra / TTM lagi
Karena belum yakin dengan kita sebagai pasangan hidup (isteri/suami) maka dia akan berupaya untuk mencari lawan jenis lagi yang jauh lebih baik dari kita. Kita hanya dijadikan cadangan saja jika dia tidak bisa menemukan wanita / pria yang tepat bagi dirinya. Jadi kita hanya bisa menanti dia tidak laku saja jika kita mau menikah dengan dirinya.
3. Tidak Melibatkan Kita Dalam Kehidupan Pribadi
Kalau tidak serius dia tidak akan mengenalkan kita dengan keluarga, tetangga dekat, saudara, dan lain sebagainya karena takut dicap sebagai playboy dan takut keluarga bingung kalau dia gonta-ganti pacar yang sering dibawa ke rumahnya. Jadi kecil kemugkinan kita diajak ke rumah keluarganya untuk berkenalan dengan orang tua, saudara kandung, dan lain-lain.
4. Senang Di Awal Saja, Kini Berubah Jadi Tidak Menyenangkan
Awal-awal mungkin dia terlihat serius, baik, menyenangkan, lucu, simpatik, rapi, sangat mencintai kita apa adanya, dan lain-lain demi mendapatkan cinta kita dan jadian menjadi pacar kita. Tapi lama kelamaan doi bisa berubah menjadi cuek dengan kita, sulit melakukan kontak komunikasi, suka menghilang jika dicari, jarang ngapel, menyebalkan, banyak gosip pacaran lagi, suka marah, dan lain sebagainya.
5. Dari Awal Tidak Serius
Mungkin dia pernah atau sering mengatakan bahwa hubungan perpacaran dengan kita hanya sebatas pacaran saja dan hubungan jangka panjang belum diputuskan. Jadi hubungan tersebut hanya hubungan biasa tanpa komitment apa pun. Dia mau mengalir saja tanpa ada ikatan ia harus menikahi kita.
6. Dia Suka Berbohong Alias Pembohong
Hati-hati dan waspada penuh terhadap pacar yang suka bohong karena mungkin dia bohong kalau dia tidak punya pacar tapi mungkin sebenarnya dia sudah punya pacar yang belum dia seriusi atau bahkan dia sudah punya anak dan istri yang dia khianati begitu saja. Dia mungkin banyak bercerita tentang mantan, masalah keluarga, dan sebagainya sehingga kita harus waspada dengan tidak mudah percaya dan larut dari ceritanya. Kalau sudah sering berbohong besar kemungkinan dia akan terus berbohong sampai akhir hidupnya. Jadi lupakan saja pacar cewek atau cowok seperti itu, cari lagi yang jauh lebih baik.
7. Menerima Cinta Kita Karena Terpaksa
Sebaiknya kita tidak memaksa orang lain untuk menjadi pacar kita karena hubungan seperti itu tidaklah sehat dan akan penuh hambatan dan rintangan yang sebagian besar harus kita selesaikan sendiri karena dia malas melakukannya. Orang yang terpaksa karena memang kita paksa, karena sudah lama jomblo, merasa rendah diri, baru sekali ditembak cinta, dan lain-lain biasanya mau-mau saja pacaran dengan kita. Tetapi hubungan jangka panjang mungkin tidak akan lancar dan dapat putus sewaktu-waktu.
8. Cinta Monyet
Kalau kita sendiri dan pacar kita masih sama-sama kecil belum cukup umur, sudah jelas kemungkinan besar dia akan menginggalkan kita atau kita yang meninggalkan dia karena cinta monyet biasanya tidak akan bertahan lama. Sebaiknya kita tidak terjerumus dalam cinta monyet karena bisa jadi hubungan itu hanya sebentar dan penuh liku-liku yang akan mengganggu konsentrasi sekolah atau kuliah kita.
9. Hanya Mengharapkan Hubungan Fisik Alias Seks
Sebelum menikah hubungan fisik antara laki-laki dan perempuan jelas dilarang agama karena dapat berkembang menjadi zinah yang penuh dengan dosa. Orang yang sudah kena kontaminasi hobi seks pranikah biasanya adalah tipe pengkhianat yang gemar melakukannya dengan lawan jenis yang bukan pasangan resmi. Bisa jadi setelah berhubungan dan puas dia akan hilang meninggalkan kita. Jadi pacar yang baik adalah pacar yang hanya menuntut cinta dan kesetiaan saja, bukan menuntut yang aneh-aneh dan penuh resiko tinggi. walaupun bercinta itu mengasyikkan,.. tp jangan sampai anda terlena,.. khususnya bagi cewek-cewek,.. kalian harus lebih bisa menjaga diri dan kesucian kalian,.. karena itu adalah harta yang paling berharga bagi kalian,.. karena sedikit saja kesalahan akan membawa dampak yang besar dimasa depan...
----
Jika pacar kita tidak ada tanda-tanda untuk mau meneruskan ke jenjang hubungan yang lebih tinggi alias menikah, maka sedari sekarang cari pengganti yang lain yang lebih punya masa depan sebagai pendamping hidup kita daripada menghabiskan waktu dengan orang yang tidak jelas. Telat mengambil keputusan bisa berakibat kita kehilangan jodoh karena kita merasa masih cinta dengan pacar kita yang tidak jelas itu. jadi, jangan terlalu mengharapkan sesuatu yang tidak jelas... masih banyak kok didunia ini yang lebih baik... mungkin hanya masalah waktu saja sampai kita dipertemukan dengan orang yang tepat,.. penting tetap semangat, optimis dan selalu berpikir positif serta selalu menggunakan pikiran dingin dalam menghadapi masalah... jangan sampai terbawa emosi..
sekian postingan dariku,.. semoga bermanfaat,......
Rabu, 02 November 2011
Sembilan Cara Agar Ponsel Tetap Fresh
Pernahkah hp kalian merasa Lemot atau Lemah Otak....?!
Hal tersebut kerap terjadi pada HP, biasanya ini adalah gejala awal sebelum hp mulai Hang..
HP akan terasa berat mungkin mencapai 1KG x ea, wkwkwk dan ketika mengakses fitur atau saat loading pertama kali di aktifkan.
Penyebabnya berfariasi, dari managemen file yang tidak beraturan, banyaknya file yang tersimpan juga terlalu sering menginstall dan menghapus beragam aplikasi yang pasti semuanya berhubungan dengan bagian logic unit seperti :
RAM, ROM sampai CPU ingat hp juga punya CPU,hahaha
sama halnya dengan komputer, kinerja hp tergantung dari ketiga komponen ini. Penyakit lemot ini sering di alami oleh hp yang menggunakan sistem terbuka. Tetapi tidak sedikit hp berplatform tertutup mengalami masalah yang sama. Di bawah ini ada cara untuk mencegah dan mengatasinya.
Beberapa hal yang harus di lakukan, antara lai :
1. Jika HP anda memiliki slot memori external sebisa mungkin tidak menggunakan kapasitas memori terlalu besar.
2. Atur file dan masukkan file tersebut ke dalam folder sesuai jenisnya, misal file musik di folder musik, foto di folder foto, dst.
3. Apabila anda sering menggunakan HP untuk internet, hapus secara berkala file cache dan cookie.
Cookie merupakan data yang di buat oleh web server dan di simpan di memori HP untuk kemudian digunakan lagi sewaktu-waktu.
Contoh bila anda berkunjung ke facebook dan kemudian melakukan login, beberapa hari kemudian anda kembali ke facebook tersebut dan ternyata masih keadaan logged in, umumnya ini di sebabkan adanya file cookie yang disimpan dalam web browser atau HP anda.
Sebetulnya file cache juga menguntungkan sebab ketika anda sewaktu-waktu akan membuka halaman di kemudian hari dan selama cache nya ada dan di simpan oleh browser maka data yang sama akan di baca lebh cepat dan akan di load lebh cepat pula.
Sayangnya file cache dan cookies di HP akan tersimpan di memori HP yang kapasitasnya terbatas. Sehingga lama kelamaan akan memberatkan kinerja HP. Cara menghapusnya aktifkan browser hp lalu pilh menu advance, lalu CLEAR CACHE atau DELETE COOKIES.
4. Hapus file atau ubah waktu penyimpanan file log sesingkat mungkin, misalnya 1 hari. File log adalah file yang menyimpan data2 catatan keluar masuknya telepon atau panggilan telepon. Cara ini memang agak sedikit merugikan karena anda tidak dapat melacak aktivitas komunikasi anda.
5. Jika tidak di perlukan nonaktifkan kode kunci pengaman HP anda, sebab fitur ini juga memakan banyak RAM HP.
6. Bagi pengguna HP symbian dengan Nokia tipe 3650, 3660, 6600, 6630, 3230, 7610, Seri N dan E. Hilangkan kebiasaan buruk seperti menekan tombol telepon berwarna merah untuk keluar dari fitur yang sedang digunakan . Sebab fitur tersebt akan tetap aktif.
Coba tekan tombol menu agak lama sampai terlihat fitur apa saja yang mash aktf. Jika sudah terlihat fiturnya untuk keluar dari fitur tadi tekan tombol C.
7. Tak ada salahnya jika anda merestart atau mematikan dan menghidupkan lagi HP anda 2 atau 3 kali sehari. Tujuannya supaya HP anda tetap fresh.
8. Apabila HP anda sudah terasa lemot, coba lepaskan kartu memori yang terpasang, lalu hidupkan HP tanpa kartu memori, jika kinerjanya tidak terganggu itu berarti kartu memori anda terlalu banyak menyimpan file2 sampah..
9. Sisakan ruang di kartu memori minimal 20% dari total kapasitas memori yang ada. Jika sudah penuh hapus sebagian filenya yang menurut anda tidak berguna..
semoga dapat bermanfaat..
dikutip dari akang Cebri nugraha d'anglezeyes
Hal tersebut kerap terjadi pada HP, biasanya ini adalah gejala awal sebelum hp mulai Hang..
HP akan terasa berat mungkin mencapai 1KG x ea, wkwkwk dan ketika mengakses fitur atau saat loading pertama kali di aktifkan.
Penyebabnya berfariasi, dari managemen file yang tidak beraturan, banyaknya file yang tersimpan juga terlalu sering menginstall dan menghapus beragam aplikasi yang pasti semuanya berhubungan dengan bagian logic unit seperti :
RAM, ROM sampai CPU ingat hp juga punya CPU,hahaha
sama halnya dengan komputer, kinerja hp tergantung dari ketiga komponen ini. Penyakit lemot ini sering di alami oleh hp yang menggunakan sistem terbuka. Tetapi tidak sedikit hp berplatform tertutup mengalami masalah yang sama. Di bawah ini ada cara untuk mencegah dan mengatasinya.
Beberapa hal yang harus di lakukan, antara lai :
1. Jika HP anda memiliki slot memori external sebisa mungkin tidak menggunakan kapasitas memori terlalu besar.
2. Atur file dan masukkan file tersebut ke dalam folder sesuai jenisnya, misal file musik di folder musik, foto di folder foto, dst.
3. Apabila anda sering menggunakan HP untuk internet, hapus secara berkala file cache dan cookie.
Cookie merupakan data yang di buat oleh web server dan di simpan di memori HP untuk kemudian digunakan lagi sewaktu-waktu.
Contoh bila anda berkunjung ke facebook dan kemudian melakukan login, beberapa hari kemudian anda kembali ke facebook tersebut dan ternyata masih keadaan logged in, umumnya ini di sebabkan adanya file cookie yang disimpan dalam web browser atau HP anda.
Sebetulnya file cache juga menguntungkan sebab ketika anda sewaktu-waktu akan membuka halaman di kemudian hari dan selama cache nya ada dan di simpan oleh browser maka data yang sama akan di baca lebh cepat dan akan di load lebh cepat pula.
Sayangnya file cache dan cookies di HP akan tersimpan di memori HP yang kapasitasnya terbatas. Sehingga lama kelamaan akan memberatkan kinerja HP. Cara menghapusnya aktifkan browser hp lalu pilh menu advance, lalu CLEAR CACHE atau DELETE COOKIES.
4. Hapus file atau ubah waktu penyimpanan file log sesingkat mungkin, misalnya 1 hari. File log adalah file yang menyimpan data2 catatan keluar masuknya telepon atau panggilan telepon. Cara ini memang agak sedikit merugikan karena anda tidak dapat melacak aktivitas komunikasi anda.
5. Jika tidak di perlukan nonaktifkan kode kunci pengaman HP anda, sebab fitur ini juga memakan banyak RAM HP.
6. Bagi pengguna HP symbian dengan Nokia tipe 3650, 3660, 6600, 6630, 3230, 7610, Seri N dan E. Hilangkan kebiasaan buruk seperti menekan tombol telepon berwarna merah untuk keluar dari fitur yang sedang digunakan . Sebab fitur tersebt akan tetap aktif.
Coba tekan tombol menu agak lama sampai terlihat fitur apa saja yang mash aktf. Jika sudah terlihat fiturnya untuk keluar dari fitur tadi tekan tombol C.
7. Tak ada salahnya jika anda merestart atau mematikan dan menghidupkan lagi HP anda 2 atau 3 kali sehari. Tujuannya supaya HP anda tetap fresh.
8. Apabila HP anda sudah terasa lemot, coba lepaskan kartu memori yang terpasang, lalu hidupkan HP tanpa kartu memori, jika kinerjanya tidak terganggu itu berarti kartu memori anda terlalu banyak menyimpan file2 sampah..
9. Sisakan ruang di kartu memori minimal 20% dari total kapasitas memori yang ada. Jika sudah penuh hapus sebagian filenya yang menurut anda tidak berguna..
semoga dapat bermanfaat..
dikutip dari akang Cebri nugraha d'anglezeyes
Contoh PTK PAI SD
berikut ini saya akan memberi temen2 sdikit pencerahan bwt yg g mau pusing saat diberi tugas PTK dalam rangka uji sertivikasi guru SD... semoga bisa membantu,.. walaupun tulisannya agak semrawut.. tp saya yakin anda semua pasti bisa memahami... selamat mencoba.
mulai dari cover alaman:
PENINGKATAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN RESITASI PADA SISWA ………… KECAMATAN ……….. KABUPATEN ………… TAHUN PELAJARAN 20XX/20XX
KARYA ILMIAH
OLEH
………………
NIP: ………….
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN ………….
halaman pengesahan:
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Setelah membaca dan mencermati karya ilmiah yang merupakan ulasan hasil penelitian yang tidak dipublikasikan tetapi didokumentasikan di perpustakaan ……… Kecamatan ................ Kabupaten ................ hasil karya dari:
Nama : ……………..
NIP : ……………
Judul : Peningkatan Pembelajaran Agama Islam Melalui metode pemberian tugas belajar dan resitasi Pada Siswa ………… Kecamatan ……….. Kabupaten ………… Tahun Pelajaran 20xx/20xx.
Menyetujui dan mengesahkan untuk diajukan mendapatkan Penetapan Angka Kredit Kenaikan Pangkat dalam jabatan fungsional guru.
halaman isi:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secaraa seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.
Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar, bertindak sebagai fasilitor yang berusaha mencipatakan kondisi belajar mengajar yang efektif, sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga ia mau belajar karena siswalah subyek utama dalam belajar.
Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif. Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif. Namun kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasana kelompok kecil akan memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa yang diajarkan siswa kepada teman-temannya memungkinkan mereka untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi pelajaran.
Pembelajaran Agama Islam tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktifitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas dengan bekerja dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. (Hartoyo, 2000:24).
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka peneliti ingin mencoba melakukan penelitian dengan judul “ Peningkatan Pembelajaran Agama Islam Melalui metode pemberian tugas belajar dan resitasi Pada Siswa ………… Kecamatan ……….. Kabupaten ………… Tahun Pelajaran 20xx/20xx”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya metode pemberian tugas belajar dan resitasi?
2. Bagaimanakah pengaruh metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi terhadap motivasi belajar siswa?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode pemberian tugas belajar dan resitasi.
2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi.
D. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat:
1. Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi agama islam.
2. Meningkatkan motivasi pada pelajaran agama islam
3. Mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan bidang studi agama islam.
E. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah meliputi:
1. Penelitian inihanya dikenakan pada siswa ...........Kecamatan ........... Kabupaten ........... Tahun Pelajaran 20xx/20xx.
2. Penelitian ini dilakukan pada bulan September semester ganjil tahun pelajaran 20xx/20xx.
3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan…………..
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berusaha tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman (KBBI, 1996:14)
Sependapat dengan pernyataan tersebut Soetomo (1993:68) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain (Soetomo, 1993:120)
Pasal 1 Undang –undang No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada siatuasi tertentu.
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan meyerap dan mengendapkan mateti itu dengan lebih baik.
Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
3. Macam-macam Motivasi
Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar (Usman, 2000: 29).
b. Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama dikelasnya (Usman, 2000: 29).
Dari uraian di atas diketahui bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena adanya perangsang dari luar, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai yang tinggi, dan lain sebagainya.
C. Pengajaran metode pemberian tugas belajar dan resitasi
1. DEFINISI
Yang dimaksud dengan pemberian tugas belajar dan resitasi ialah suatu cara mengajar di mana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada peserta didik, sedangkan hasil tersebut di periksa oleh guru dan peserta didik mempertanggung jawab¬kannya.
Pertanggungan jawab itu dapat dilaksanakan dengan cara
- Dengan menjawab test yang diberikan oleh guru.
- Dengan menyampaikan ke muka berupa lisan
- Dengan cara tertulis.
Dalam metode ini kita menemukan tiga istilah penting
1. Tugas:
Tugas adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan baik tugas datangnya dari orang lain maupun dari dalam diri kita sendiri. Di sekolah biasanya itu datang dari pihak guru atau kepala sekolah atau peserta didik sendiri. Tugas ini biasanya bersifat educatif dan bukan bersifat dan berunsur pekerjaan.
2. Belajar.
Banyak sekali perumusan tentang belajar
Menurut S. Nasution ada beberapa batasan istilah belajar
a) Belajar adalah perubahan dalam sistem urat saraf.
b) Belajar adalah penambahan pengetahuan.
c) Belajar adalah perubahan kelakuan berkat pengalaman dan pengertian.
Perubahan tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh apa yang dimiliki seseorang itu, seperti: sifat, pengalaman, pengetahuan, keterampilan, keadaan jasmaniah dan lain-lain
sebagainya, dan jugs dipengaruhi pula oleh lingkungan. Hasil belajar dipengaruhi pula oleh motif bahan yang dipelajari dengan mempergunakan alat-alat, waktu, cara belajar dan sebagainya.
3. Resitasi
Resitasi adalah penyajian kembali atau penimbulan kembali sesuatu yang sudah dimiliki, diketahui atau dipelajari. Metode ini sering disebut metode pekerjaan rupiah.
Prinsip yang mendasari metode ini ada dalam AI-Quran. Tuhan memberikan suatu tugas yang berat terhadap Nabi Muhammad sebelum dia melaksanakan tugas ke-Rasulannya. Tugas yang diintruksikan itu ialah berupa sifat-sifat kepemimpinan yang harus dimiliki.
Firman Allah S.W.T
Hai orang yang berselubung, bangunlah dan pertakutilah kaummu, hendak besarkan Tuhan-mu. Dan bersihkanlah pakaianmu! Tinggallah pekerjaan-pekerjaan yang mendatangkan siksaan. Janganlah engkau memberi kepada orang lain lantaran hendak meminta lebih banyak. Sabar dan uletlah menurut perintah Tuhan. (Q.S. Al Mudatatsir: 1-7).
Jadi Tuhan memberikan tugas lima macam, antara lain:
a. Ta'at beragama (membesarkan Tuhan).
b. Giat dan rajin berdakwah.
c. Membersihkan diri, jiwa dari kekotoran lahir dan bathin.
d. Percaya pada diri sendiri dan tidak mengharapkan sesuatu pada orang lain.
e. Tabah dan ulet dalam melaksanakan tugas.
2. PASE-PASE RESITASI
Dengan metode Resitasi terdapat 3 fase
1. Guru memberikan tugas:
Tugas yang diberikan oleh guru harus disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Dalam pelaksanaan tugas itu kemungkinan peserta didik akan menjawab dan penyelesaikan suatu bentuk hitungan dan ada pula berbentuk sesuatu yang harus diselesaikan, ada pula berbentuk sesuatu yang baik dari berbagai aspek.
2. Murid melaksanakan tugas (belajar) cara murid belajar akan terlaksana dengan balk apabila dia belajar sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru dan sesuai dengan tujuan yang hendak di¬capai.
3. Murid mempertanggung jawabkan hasil, pekerjaannya (re¬sitasinya). Resitasi itu juga akan wajar apabila sesuai dengan tujuan pemberian tugas.3>
3. KEUNTUNGAN METODE RESITASI
1. Peserta didik belajar membiasakan untuk mengambil inisiatif sendiri dalam segala tugas yang diberikan.
2. Meringankan tugas guru yang diberikan.
3. Dapat mempertebal rasa tanggung jawab. Karena hasil-hasil yang dikerjakan dipertanggung jawabkan dihadapan guru.
4. Memupuk anak agar mereka dapat berdiri sendiri tanpa mengharapkan bantuan orang lain.
5. Mendorong peserta didik supaya suka berlomba-lomba untuk mencapai sukses.
6. Hasil pelajaran akan tahan lama karena pelajaran sesuai dengan minat peserta didik.
7. Dapat memperdalam pengertian dan menambah keaktipan dan kecakapan peserta didik.
8. Waktu yang dipergunakan tak terbatas sampai pada jam jam
9. sekolah.
4. KELEMAHAN METODE RESITASI
1. Peserta didik yang terlalu bodoh sukar sekali belajar.
2. Kemungkinan tugas yang diberikan tapi dikerjakan oleh orang lain.
3. Kadang-kadang peserta didik menyalin atau meniru pekerjaan temannya sehingga pengalamannya sendiri tidak ada.
4. Kadang-kadang pembahasannya kurang sempurna.
5. Bila tugas terlalu sering dilakukan oleh murid akan menyebabkan
- Terganggunya kesehatan peserta didik, karena mereka kembali dari sekolah selalu melakukan tugas, seingga waktu bermain tidak ada.
- Menyebabkan peserta didik asal mengerjakan saja karena mereka menganggap tugas-tugas tersebut membosankan.
-Mencari tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuan setiap individu sulit, jalan pelajaran lambat dan memakan waktu yang lama.
-Kalau peserta didik terlalu banyak kadang-kadang guru tak sanggup memeriksa tugas-tugas peserta didik tersebut.
5. LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS DIRUMUSKAN TERLEBIH DAHULU DALAM PELAKSANAAN RESITASI
1. Pemberian Tugas Dan Penjelasan
a. Tujuan yang harus dicapai mestilah dirumuskan terlebih dahulu secara jelas.
b. Terangkan dengan jelas tugas-tugas yang akan dikerjakan murid.
c. Selidiki apakah metode resitasi satu-satunya yang terbaik untuk bahan yang akan diajarkan.
2. Pelaksanaan Tugas.
a. Setiap tugas yang diberikan harus di kontrol.
b. Siswa yang mengalami kegagalan harus dibimbing.
c. Hargailah setiap tugas yang di kerjakan murid.
d. Berikan dorongan bagi siswa kurang bergairah.
e. Tentukan bentuk-bentuk resitasi yang akan dipakai.
f. Saran-saran:
1) Tugas yang diberikan harus jelas, sehingga anak mengerti betul apa yang harus dikerjakan.
2) Waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup.
3) Adakan kontrol yang sistimatis sehingga mendorong anak¬anak bekerja dengan sungguh-sungguh.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997; 8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) guru bertindak sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan kolaboratif, (c) Simultan terintegratif, dan (d) administrasi social ekperimental.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentu guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi (guru). Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.
Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara kalasikal telah mencapai 85% atau lebih. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak tergantung pada jumlah siklus yang harus dilalui.
A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN ........... Kecamatan ........... Kabupaten ........... Tahun Pelajaran 20xx/20xx.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester gasal 20xx/20xx.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi ........... SDN ........... Kecamatan ........... Kabupaten ........... Tahun Pelajaran 20xx/20xx.
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3).
Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3.1 Alur PTK
Penjelasan alur di atas adalah:
1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model discovery .
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana Pelajaran (RP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
3. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen.
4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
a. Lembar observasi pengolahan metode pemberian tugas belajar dan resitasi, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.
5. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 46 .
D. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan metode pemberian tugas belajar dan resitasi, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.
E. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiata pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1. Untuk menilai ulangan atu tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
Dengan : = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa pengamatan pengelolaan metode pemberian tugas belajar dan resitasi dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus.
Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul mewakili apa yang diinginka. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan penglolaan metode pemberian tugas belajar dan resitasi yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi dalam meningkatkan prestasi
Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi.
A. Analisis Data Penelitian Persiklus
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal …………. di ........... dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
No. Urut Nilai Keterangan No. Urut Nilai Keterangan
T TT T TT
1 60 √ 12 60 √
2 70 √ 13 80 √
3 70 √ 14 70 √
4 60 √ 15 80 √
5 80 √ 16 70 √
6 80 √ 17 90 √
7 70 √ 18 60 √
8 70 √ 19 60 √
9 60 √ 20 70 √
10 80 √ 21 70 √
11 50 √ 22 60 √
Jumlah 750
7 4 Jumlah 770
8 3
Jumlah Skor 1520
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai 69,09
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 15
Jumlah siswa yang belum tuntas : 7
Klasikal : Belum tuntas
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I
1
2
3 Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar 69,09
15
68,18
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 69,09 dan ketuntasan belajar mencapai 68,18% atau ada 15 siswa dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 68,18% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal ………….. di ........... dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut.
Tabel 4.4. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
No. Urut Nilai Keterangan No. Urut Nilai Keterangan
T TT T TT
1 60 √ 12 90 √
2 80 √ 13 80 √
3 80 √ 14 80 √
4 90 √ 15 80 √
5 90 √ 16 80 √
6 60 √ 17 60 √
7 80 √ 18 80 √
8 70 √ 19 70 √
9 60 √ 20 60 √
10 80 √ 21 80 √
11 90 √ 22 80 √
Jumlah 840
8 3 Jumlah 840
9 2
Jumlah Skor 1680
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai 76,36
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 17
Jumlah siswa yang belum tuntas : 5
Klasikal : Belum tuntas
Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II
No Uraian Hasil Siklus II
1
2
3 Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar 76,36
17
77,27
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 76,36 dan ketuntasan belajar mencapai 77,27% atau ada 17 siswa dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah megalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3, dan alat-alat pengajaran yang mendukung
b. Tahap kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal ………… di ........... dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil peneitian pada siklus III adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III
No. Urut Nilai Keterangan No. Urut Nilai Keterangan
T TT T TT
1 90 √ 12 90 √
2 90 √ 13 90 √
3 90 √ 14 90 √
4 80 √ 15 60 √
5 90 √ 16 90 √
6 80 √ 17 80 √
7 90 √ 18 70 √
8 60 √ 19 70 √
9 90 √ 20 80 √
10 90 √ 21 90 √
11 60 √ 22 80 √
Jumlah 910
9 2 Jumlah 890
10 1
Jumlah Skor 1800
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai 81,82
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 19
Jumlah siswa yang belum tuntas : 3
Klasikal : Tuntas
Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus III
No Uraian Hasil Siklus III
1
2
3 Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar 81,82
19
86,36
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 81,82 dan dari 22 siswa yang telah tuntas sebanyak 19 siswa dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 86,36% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Pada siklus III ini ketuntasan secara klasikal telah tercapai, sehingga penelitian ini hanya sampai pada siklus III.
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan metode pemberian tugas belajar dan resitasi. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung.
3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.
d. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mepertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode pemberian tugas belajar dan resitasi dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
B. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode pemberian tugas belajar dan resitasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan II) yaitu masing-masing 68,18%, 77,27%, dan 86,36%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses metode pemberian tugas belajar dan resitasi dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran agama islam pada pokok bahasan mengarang yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langah-langkah metode pemberian tugas belajar dan resitasi dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan berbasis masalah memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (68,18%), siklus II (77,27%), siklus III (86,36%).
2. Penerapan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar agama islam lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan model berbasis masalah memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model berbasis masalah dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakuakan di SDN ........... Kecamatan ........... Kabupaten ........... Tahun Pelajaran 20xx/20xx.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Berg, Euwe Vd. (1991). Miskonsepsi agama islam dan Remidi Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Joyce, Bruce dan Weil, Marsh. 1972. Models of Teaching Model. Boston: A Liyn dan Bacon.
Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press.
Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri Surabaya.
Soedjadi, dkk. 2000. Pedoman Penulisan dan Ujian Skripsi. Surabaya; Unesa Universitas Press.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.
Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Widoko. 2002. Metode Pembelajaran Konsep. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
mulai dari cover alaman:
PENINGKATAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN RESITASI PADA SISWA ………… KECAMATAN ……….. KABUPATEN ………… TAHUN PELAJARAN 20XX/20XX
KARYA ILMIAH
OLEH
………………
NIP: ………….
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN ………….
halaman pengesahan:
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Setelah membaca dan mencermati karya ilmiah yang merupakan ulasan hasil penelitian yang tidak dipublikasikan tetapi didokumentasikan di perpustakaan ……… Kecamatan ................ Kabupaten ................ hasil karya dari:
Nama : ……………..
NIP : ……………
Judul : Peningkatan Pembelajaran Agama Islam Melalui metode pemberian tugas belajar dan resitasi Pada Siswa ………… Kecamatan ……….. Kabupaten ………… Tahun Pelajaran 20xx/20xx.
Menyetujui dan mengesahkan untuk diajukan mendapatkan Penetapan Angka Kredit Kenaikan Pangkat dalam jabatan fungsional guru.
halaman isi:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secaraa seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.
Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar, bertindak sebagai fasilitor yang berusaha mencipatakan kondisi belajar mengajar yang efektif, sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga ia mau belajar karena siswalah subyek utama dalam belajar.
Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif. Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif. Namun kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasana kelompok kecil akan memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa yang diajarkan siswa kepada teman-temannya memungkinkan mereka untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi pelajaran.
Pembelajaran Agama Islam tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktifitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas dengan bekerja dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. (Hartoyo, 2000:24).
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka peneliti ingin mencoba melakukan penelitian dengan judul “ Peningkatan Pembelajaran Agama Islam Melalui metode pemberian tugas belajar dan resitasi Pada Siswa ………… Kecamatan ……….. Kabupaten ………… Tahun Pelajaran 20xx/20xx”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya metode pemberian tugas belajar dan resitasi?
2. Bagaimanakah pengaruh metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi terhadap motivasi belajar siswa?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode pemberian tugas belajar dan resitasi.
2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi.
D. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat:
1. Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi agama islam.
2. Meningkatkan motivasi pada pelajaran agama islam
3. Mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan bidang studi agama islam.
E. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah meliputi:
1. Penelitian inihanya dikenakan pada siswa ...........Kecamatan ........... Kabupaten ........... Tahun Pelajaran 20xx/20xx.
2. Penelitian ini dilakukan pada bulan September semester ganjil tahun pelajaran 20xx/20xx.
3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan…………..
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berusaha tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman (KBBI, 1996:14)
Sependapat dengan pernyataan tersebut Soetomo (1993:68) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain (Soetomo, 1993:120)
Pasal 1 Undang –undang No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada siatuasi tertentu.
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan meyerap dan mengendapkan mateti itu dengan lebih baik.
Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
3. Macam-macam Motivasi
Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar (Usman, 2000: 29).
b. Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama dikelasnya (Usman, 2000: 29).
Dari uraian di atas diketahui bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena adanya perangsang dari luar, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai yang tinggi, dan lain sebagainya.
C. Pengajaran metode pemberian tugas belajar dan resitasi
1. DEFINISI
Yang dimaksud dengan pemberian tugas belajar dan resitasi ialah suatu cara mengajar di mana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada peserta didik, sedangkan hasil tersebut di periksa oleh guru dan peserta didik mempertanggung jawab¬kannya.
Pertanggungan jawab itu dapat dilaksanakan dengan cara
- Dengan menjawab test yang diberikan oleh guru.
- Dengan menyampaikan ke muka berupa lisan
- Dengan cara tertulis.
Dalam metode ini kita menemukan tiga istilah penting
1. Tugas:
Tugas adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan baik tugas datangnya dari orang lain maupun dari dalam diri kita sendiri. Di sekolah biasanya itu datang dari pihak guru atau kepala sekolah atau peserta didik sendiri. Tugas ini biasanya bersifat educatif dan bukan bersifat dan berunsur pekerjaan.
2. Belajar.
Banyak sekali perumusan tentang belajar
Menurut S. Nasution ada beberapa batasan istilah belajar
a) Belajar adalah perubahan dalam sistem urat saraf.
b) Belajar adalah penambahan pengetahuan.
c) Belajar adalah perubahan kelakuan berkat pengalaman dan pengertian.
Perubahan tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh apa yang dimiliki seseorang itu, seperti: sifat, pengalaman, pengetahuan, keterampilan, keadaan jasmaniah dan lain-lain
sebagainya, dan jugs dipengaruhi pula oleh lingkungan. Hasil belajar dipengaruhi pula oleh motif bahan yang dipelajari dengan mempergunakan alat-alat, waktu, cara belajar dan sebagainya.
3. Resitasi
Resitasi adalah penyajian kembali atau penimbulan kembali sesuatu yang sudah dimiliki, diketahui atau dipelajari. Metode ini sering disebut metode pekerjaan rupiah.
Prinsip yang mendasari metode ini ada dalam AI-Quran. Tuhan memberikan suatu tugas yang berat terhadap Nabi Muhammad sebelum dia melaksanakan tugas ke-Rasulannya. Tugas yang diintruksikan itu ialah berupa sifat-sifat kepemimpinan yang harus dimiliki.
Firman Allah S.W.T
Hai orang yang berselubung, bangunlah dan pertakutilah kaummu, hendak besarkan Tuhan-mu. Dan bersihkanlah pakaianmu! Tinggallah pekerjaan-pekerjaan yang mendatangkan siksaan. Janganlah engkau memberi kepada orang lain lantaran hendak meminta lebih banyak. Sabar dan uletlah menurut perintah Tuhan. (Q.S. Al Mudatatsir: 1-7).
Jadi Tuhan memberikan tugas lima macam, antara lain:
a. Ta'at beragama (membesarkan Tuhan).
b. Giat dan rajin berdakwah.
c. Membersihkan diri, jiwa dari kekotoran lahir dan bathin.
d. Percaya pada diri sendiri dan tidak mengharapkan sesuatu pada orang lain.
e. Tabah dan ulet dalam melaksanakan tugas.
2. PASE-PASE RESITASI
Dengan metode Resitasi terdapat 3 fase
1. Guru memberikan tugas:
Tugas yang diberikan oleh guru harus disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Dalam pelaksanaan tugas itu kemungkinan peserta didik akan menjawab dan penyelesaikan suatu bentuk hitungan dan ada pula berbentuk sesuatu yang harus diselesaikan, ada pula berbentuk sesuatu yang baik dari berbagai aspek.
2. Murid melaksanakan tugas (belajar) cara murid belajar akan terlaksana dengan balk apabila dia belajar sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru dan sesuai dengan tujuan yang hendak di¬capai.
3. Murid mempertanggung jawabkan hasil, pekerjaannya (re¬sitasinya). Resitasi itu juga akan wajar apabila sesuai dengan tujuan pemberian tugas.3>
3. KEUNTUNGAN METODE RESITASI
1. Peserta didik belajar membiasakan untuk mengambil inisiatif sendiri dalam segala tugas yang diberikan.
2. Meringankan tugas guru yang diberikan.
3. Dapat mempertebal rasa tanggung jawab. Karena hasil-hasil yang dikerjakan dipertanggung jawabkan dihadapan guru.
4. Memupuk anak agar mereka dapat berdiri sendiri tanpa mengharapkan bantuan orang lain.
5. Mendorong peserta didik supaya suka berlomba-lomba untuk mencapai sukses.
6. Hasil pelajaran akan tahan lama karena pelajaran sesuai dengan minat peserta didik.
7. Dapat memperdalam pengertian dan menambah keaktipan dan kecakapan peserta didik.
8. Waktu yang dipergunakan tak terbatas sampai pada jam jam
9. sekolah.
4. KELEMAHAN METODE RESITASI
1. Peserta didik yang terlalu bodoh sukar sekali belajar.
2. Kemungkinan tugas yang diberikan tapi dikerjakan oleh orang lain.
3. Kadang-kadang peserta didik menyalin atau meniru pekerjaan temannya sehingga pengalamannya sendiri tidak ada.
4. Kadang-kadang pembahasannya kurang sempurna.
5. Bila tugas terlalu sering dilakukan oleh murid akan menyebabkan
- Terganggunya kesehatan peserta didik, karena mereka kembali dari sekolah selalu melakukan tugas, seingga waktu bermain tidak ada.
- Menyebabkan peserta didik asal mengerjakan saja karena mereka menganggap tugas-tugas tersebut membosankan.
-Mencari tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuan setiap individu sulit, jalan pelajaran lambat dan memakan waktu yang lama.
-Kalau peserta didik terlalu banyak kadang-kadang guru tak sanggup memeriksa tugas-tugas peserta didik tersebut.
5. LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS DIRUMUSKAN TERLEBIH DAHULU DALAM PELAKSANAAN RESITASI
1. Pemberian Tugas Dan Penjelasan
a. Tujuan yang harus dicapai mestilah dirumuskan terlebih dahulu secara jelas.
b. Terangkan dengan jelas tugas-tugas yang akan dikerjakan murid.
c. Selidiki apakah metode resitasi satu-satunya yang terbaik untuk bahan yang akan diajarkan.
2. Pelaksanaan Tugas.
a. Setiap tugas yang diberikan harus di kontrol.
b. Siswa yang mengalami kegagalan harus dibimbing.
c. Hargailah setiap tugas yang di kerjakan murid.
d. Berikan dorongan bagi siswa kurang bergairah.
e. Tentukan bentuk-bentuk resitasi yang akan dipakai.
f. Saran-saran:
1) Tugas yang diberikan harus jelas, sehingga anak mengerti betul apa yang harus dikerjakan.
2) Waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup.
3) Adakan kontrol yang sistimatis sehingga mendorong anak¬anak bekerja dengan sungguh-sungguh.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997; 8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) guru bertindak sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan kolaboratif, (c) Simultan terintegratif, dan (d) administrasi social ekperimental.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentu guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi (guru). Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.
Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara kalasikal telah mencapai 85% atau lebih. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak tergantung pada jumlah siklus yang harus dilalui.
A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN ........... Kecamatan ........... Kabupaten ........... Tahun Pelajaran 20xx/20xx.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester gasal 20xx/20xx.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi ........... SDN ........... Kecamatan ........... Kabupaten ........... Tahun Pelajaran 20xx/20xx.
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3).
Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3.1 Alur PTK
Penjelasan alur di atas adalah:
1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model discovery .
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana Pelajaran (RP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
3. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen.
4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
a. Lembar observasi pengolahan metode pemberian tugas belajar dan resitasi, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.
5. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 46 .
D. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan metode pemberian tugas belajar dan resitasi, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.
E. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiata pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1. Untuk menilai ulangan atu tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
Dengan : = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa pengamatan pengelolaan metode pemberian tugas belajar dan resitasi dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus.
Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul mewakili apa yang diinginka. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan penglolaan metode pemberian tugas belajar dan resitasi yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi dalam meningkatkan prestasi
Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi.
A. Analisis Data Penelitian Persiklus
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal …………. di ........... dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
No. Urut Nilai Keterangan No. Urut Nilai Keterangan
T TT T TT
1 60 √ 12 60 √
2 70 √ 13 80 √
3 70 √ 14 70 √
4 60 √ 15 80 √
5 80 √ 16 70 √
6 80 √ 17 90 √
7 70 √ 18 60 √
8 70 √ 19 60 √
9 60 √ 20 70 √
10 80 √ 21 70 √
11 50 √ 22 60 √
Jumlah 750
7 4 Jumlah 770
8 3
Jumlah Skor 1520
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai 69,09
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 15
Jumlah siswa yang belum tuntas : 7
Klasikal : Belum tuntas
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I
1
2
3 Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar 69,09
15
68,18
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 69,09 dan ketuntasan belajar mencapai 68,18% atau ada 15 siswa dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 68,18% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal ………….. di ........... dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut.
Tabel 4.4. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
No. Urut Nilai Keterangan No. Urut Nilai Keterangan
T TT T TT
1 60 √ 12 90 √
2 80 √ 13 80 √
3 80 √ 14 80 √
4 90 √ 15 80 √
5 90 √ 16 80 √
6 60 √ 17 60 √
7 80 √ 18 80 √
8 70 √ 19 70 √
9 60 √ 20 60 √
10 80 √ 21 80 √
11 90 √ 22 80 √
Jumlah 840
8 3 Jumlah 840
9 2
Jumlah Skor 1680
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai 76,36
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 17
Jumlah siswa yang belum tuntas : 5
Klasikal : Belum tuntas
Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II
No Uraian Hasil Siklus II
1
2
3 Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar 76,36
17
77,27
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 76,36 dan ketuntasan belajar mencapai 77,27% atau ada 17 siswa dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah megalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3, dan alat-alat pengajaran yang mendukung
b. Tahap kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal ………… di ........... dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil peneitian pada siklus III adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III
No. Urut Nilai Keterangan No. Urut Nilai Keterangan
T TT T TT
1 90 √ 12 90 √
2 90 √ 13 90 √
3 90 √ 14 90 √
4 80 √ 15 60 √
5 90 √ 16 90 √
6 80 √ 17 80 √
7 90 √ 18 70 √
8 60 √ 19 70 √
9 90 √ 20 80 √
10 90 √ 21 90 √
11 60 √ 22 80 √
Jumlah 910
9 2 Jumlah 890
10 1
Jumlah Skor 1800
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai 81,82
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 19
Jumlah siswa yang belum tuntas : 3
Klasikal : Tuntas
Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus III
No Uraian Hasil Siklus III
1
2
3 Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar 81,82
19
86,36
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 81,82 dan dari 22 siswa yang telah tuntas sebanyak 19 siswa dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 86,36% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Pada siklus III ini ketuntasan secara klasikal telah tercapai, sehingga penelitian ini hanya sampai pada siklus III.
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan metode pemberian tugas belajar dan resitasi. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung.
3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.
d. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mepertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode pemberian tugas belajar dan resitasi dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
B. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode pemberian tugas belajar dan resitasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan II) yaitu masing-masing 68,18%, 77,27%, dan 86,36%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses metode pemberian tugas belajar dan resitasi dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran agama islam pada pokok bahasan mengarang yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langah-langkah metode pemberian tugas belajar dan resitasi dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan berbasis masalah memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (68,18%), siklus II (77,27%), siklus III (86,36%).
2. Penerapan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar agama islam lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan model berbasis masalah memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model berbasis masalah dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakuakan di SDN ........... Kecamatan ........... Kabupaten ........... Tahun Pelajaran 20xx/20xx.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Berg, Euwe Vd. (1991). Miskonsepsi agama islam dan Remidi Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Joyce, Bruce dan Weil, Marsh. 1972. Models of Teaching Model. Boston: A Liyn dan Bacon.
Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press.
Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri Surabaya.
Soedjadi, dkk. 2000. Pedoman Penulisan dan Ujian Skripsi. Surabaya; Unesa Universitas Press.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.
Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Widoko. 2002. Metode Pembelajaran Konsep. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Langganan:
Postingan (Atom)